Selamat Datang

Selamat datang di blog baru matakuliah Pengendalian Hama Terpadu, Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana. Tulisan pada blog terdiri atas ringkasan materi kuliah yang diajarkan dalam matakuliah ini. Silahkan kunjungi blog secara rutin dan jelajahi bagian-bagiannya untuk memperoleh berbagai informasi yang diperlukan dalam mempelajari mata kuliah Pengendalian Hama Terpadu.

Kasus UAS Smt Genap TA 2023/2024

KASUS 1, gunakan untuk menjawab Pertanyaan 1 sampai Pertanyaan 5

Guna menjadikan lahan kering kepulauan sebagai lumbung pangan, pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian membangun food estate di Kabupaten Sumba Tengah untuk menanam padi, jagung, dan tanaman pangan lainnya, selain juga memelihara ternak itik. Petani yang terlibat dalam projek tersebut tergabung dalam kelompok tani dan mendapat bantuan paket benih, pupuk, dan pestisida serta bantuan traktor utuk mengolah tanah, bantuan sumur bor, dan bantuan listrik tenaga matahari untuk memompa air. Petani senang, waktu tanam lebih cepat dan biaya yang mereka keluarkan berkurang, karena sebagian besar ditanggung oleh pemerintah. Mereka mendapat bantuan benih padi berdaya hasil tinggi, varietas IR Nutri Zink, yang memerlukan pengairan penuh dan pemupukan berimbang. “Kalau yang lalu-lalu sebelum ada food estate, dalam satu hektar saya hanya bisa panen 30 karung, tetapi tahun ini setelah ada food estate saya dapat 67 karung dalam lahan yang sama. Karena memang sudah dibantu mulai pengolahan lahan, bibit, pupuk dan obat-obatan juga sampai panen. Itu sangat membantu sekali bagi kami petani,” tutur Lukas Rangga Landu Meha (46), petani di Desa Umbu Langang, Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat, Kabupaten Sumba Tengah, dengan sangat bangga. Untuk memenuhi kebutuhan listrik yang diperlukan untuk memompa air, Group Suryagen sedang merencanakan membangun PLTS skala besar, berkapasitas  10.000 MW, yang katanya merupakan "Proyek PLTS terbesar di Indonesia", dimulai dengan “pilot project” sebesar 16 MW yang direncanakan akan mulai beroperasi tahun 2024, sehingga menjadikan "Sumba Tengah Tak Sekedar Food Estate, Tetapi Juga Lumbung Energi Dunia". Lalu bagaimana dengan hama, penyakit, dan gulma, bukankah Pulau Sumba merupakan wilayah endemik hama belalang kembara? Kementan turun langsung bersama pakar ke lapangan untuk mengamankan Pulau Sumba dari ancaman belalang kembara. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Kementan juga turun langsung ke lapanngan untuk memberikan motivasi kepada penyuluh food estate. Pemerintah sekarang memang luar biasa. Kalau dulu yang beramai-ramai turun langsung ke lapangan adalah PPL dan pendamping lapangan PHT untuk melaksanakan SLPHT, kini yang turun ke lapangan para pejabat tinggi, bahkan Presiden. Kemudian TV dan media sosial beramai-ramai menyiarkan bahwa pejabat begitu peduli terhadap rakyatnya dan rakyat percaya begitu saja. Katanya food estate telah berhasil, tetapi menjelang pemilu beramai-ramai menerima BLT dan memilih paslon yang namanya tertulis dalam plastik bungkus BLT yang mencemari lingkungan.


KASUS 2, gunakan untuk menjawab Pertanyaan 6 sampai Pertanyaan 10.

Globalisasi dan digitalisasi menjadikan dunia semakin kecil. Orang dan barang dapat mencapai jarak yang jauh dalam waktu singkat. Barang dari berbagai belahan dunia dapat dipesan secara daring dan akan tiba dalam beberapa hari. Tapi apakah hanya orang dan barang yang dapat sampai ke tempat-tempat jauh dalam waktu singkat? Apakah dunia menjadi semakin kecil hanya bagi orang dan barang? Bagaimana dengan hama, patogen, dan gulma? Lalu bagaimana ulat grayak amerika bisa sampai di Indonesia jauh dari Amerika? Juga hama kutu loncat lamtoro Heteropsylla cubana, dan gulma kirinyu Chromolaena odorata dari Amerika bagian tengah dan selatan? Bagaimana penyakit CPVD (huanglongbing, HLB) pada jeruk dan penyakit darah pada pisang, menyebar ke mana-mana di Indonesia dan ke negara tetangga.

Seorang bernama PHT duduk lesu di pematang sawah, mengenang masa lalunya. Ia mengingat bagaimana pada 1980-an sampai 1990-an begitu dielu-elukan, bukan hanya di negeri bernama Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Ia sukses mengurangi penggunaan pestisida yang meracuni bermacam-macam organisme. Ia memandang seekor capung yang hinggap pada daun rumput di depannya. Berpikir apakah capung itu tahu kalau dirinya menyelamatkan hidupnya. Lalu seekor lebah melintas, tampak tak peduli bahwa yang dilewatinya adalah orang yang berjasa menyelamatkannya dari racun pestisida. Menjelang malam, nyamuk mengerumuninya, mengambil darahnya dan mungkin menularinya dengan penyakit apa, memaksanya pergi. Sambil menyesali mengapa dulu ia begitu keras menentang penggunaan insektisida DDT, sehingga nyamuk bisa menjadi begini banyak. Tapi kini para petani sudah mulai lagi beramai-ramai menggunakan pestisida. Sebentar lagi berada di sawah menjadi seperti berada di dalam kamar yang baru saja disemprot pestisida spray. Wangi, tapi bisa mematikan.

Seorang bernama PHT berjalan tak tahu tujuan. Bangga dan kecewa berkecamuk di kepalanya. Bangga pernah dianggap berhasil, bangga namanya dimasukkan sebagai pasal undang-undang. Tapi ini Indonesia, kawan, pikirnya. Orang bisa memuji-muji di depanmu, tapi dengan begitu bisa mengabaikanmu secara terhormat. Dicantumkan sebagai pasal undang-undang, tapi tidak dilaksanakan. Entah sampai di mana ia berjalan, tiba-tiba sudah sampai di ladang jagung yang dihancurkan oleh hama ulat grayak amerika yang baru masuk ke Indonesia, entah dari mana. Ia bertanya kepada dirinya, seandainya ia masih digunakan, apakah ia sanggup mengendalikan ulat grayak amerika dengan hanya duduk menunggu di ladang.