Selamat Datang

Selamat datang di blog baru matakuliah Pengendalian Hama Terpadu, Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana. Tulisan pada blog terdiri atas ringkasan materi kuliah yang diajarkan dalam matakuliah ini. Silahkan kunjungi blog secara rutin dan jelajahi bagian-bagiannya untuk memperoleh berbagai informasi yang diperlukan dalam mempelajari mata kuliah Pengendalian Hama Terpadu.

Kamis, 09 Mei 2024

6.2. Pengorganisasian PHT (2): Memberdayakan Penghidupan Petani dan Pertanian Menjadi Berkelanjutan

Sampai sejauh ini mudah-mudahan Anda sudah mengerti PHT lebih baik dari sebelumnya. Terpadu dalam PHT bukan soal mengendalikan gabungan jenis hama, bukan soal hama pada banyak tanaman, juga bukan soal mengendalikan hama dengan beberapa cara sekaligus. Mengendalikan satu jenis hama pada satu jenis tanaman dengan satu cara pengendalian dapat dikatakan melaksanakan PHT asalkan pengambilan keputusan pengendalian dilakukan bersama dalam kelompok tani setelah terlebih dahulu melakukan pemantauan agroekosistem. Setelah melakukan pemantauan agroekosistem secara bersama-sama, bahkan tidak melakukan pengendalian sekalipun tetap dapat dikatakan melaksanakan PHT asalkan hasil pemantauan agroekosistem menunjukkan memang tidak perlu dilakukan pengendalian. Dengan demikian maka terpadu dalam PHT adalah terpadu dalam memandang tanaman, hama, dan petani sebagai satu kesatuan agroekosistem. Materi kuliah ini merupakan materi terakhir yang memuat uraian mengenai PHT sebagai jalan untuk menuju pertanian berkelanjutan.

6.2.1. MATERI KULIAH

6.2.1.1. Membaca Materi Kuliah
Apa yang Membuat Penghidupan Petani Kurang Berdaya?
Pada materi kuliah 6.1 kita sudah membahas siapa itu petani, silahkan membaca kembali materi kuliah tersebut untuk menyegarkan kembali pemahaman Anda. Sekarang mari kita lanjutkan membahas mengenai penghidupan petani (farmers' livelihoods). Jika orang tua Anda adalah petani, mungkin Anda tahu seperti apa penghidupan petani. Jika orang tuas Anda bukan petani, mungkin Anda pernah berkunjung ke perdesaan dan menyakisukan seperti apa penghidupan petani. Penghidupan merupakan cara yang dilakukan oleh seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasar yang diperlukan oleh dirinya sendiri dan keluarganya agar dapat melangsungkan kehidupan. Penghidupan petani berarti penghidupan yang dilakukan oleh seseorang dengan cara bertani sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarganya. Memenuhi kehidupan hidup dengan cara bertani berarti memperoleh bahan makanan secara langsung dari kegiatan bertani sebagai kegiatan yang dilakukan dari bulan ke bulan, tahun ke tahun, untuk memperoleh bahan makanan dan/atau memperoleh pendapatan untuk memperoleh bahan makanan, pakaian, perumahan, dan kebutuhan lainnya. Dalam hal ini, petani merupakan satu corak penghidupan, sebagaimana juga halnya dengan peternak, petambak, nelayan, buruh, pegawai negeri, dsb.

Anda mungkin pernah mendengar istilah penghidupan petani yang tidak menentu. Penghidupan petani menjadi tidak menantu karena berbagai faktor. Mungkin karena tidak mempunyai lahan sebagai modal dasar untuk bertani sehingga harus bertani dengan mengerjakan lahan orang lain. Mungkin karena bergantung pada hujan sehingga jika hujan tidak turun tepat waktu maka benih yang sudah ditebar tidak dapat tumbuh, sebagaimana yang sering terjadi terhadap petani lahan kering di NTT. Mungkin karena tidak memperoleh pupuk sehingga tanaman yang sudah tumbuh tidak dapat tumbuh subur akibat dari pemerintah yang abai mengurus kepentingan rakyat karena terlalu sibuk mengurus kepentingan politik diri dan keluarganya. Mungkin karena setelah panen raya harga hasil panen tiba-tiba menjadi sangat murah sehingga meskipun hasil panen banyak, ketika dijual tidak memperoleh pendapatan yang diharapkan. Mungkin karena dalam mengurus pertanian pemerintah lebih mementingkan tanaman daripada petani sehingga petani tidak berdaya agar menjelang PEMILU mudah diarahkan untuk memilih calon tertentu hanya dengan memberikan BANSOS.

Dalam kaitan dengan PHT, petani menjadi tidak berdaya dalam menghadapi hama. Petani tidak berdaya dalam menghadapi hama karena tidak mengerti mengapa tiba-tiba hama yang sebelumnya memang sudah ada tetapi kemudian menjadi lebih merusak daripada sebelumnya. Petani tidak mengerti mengapa tiba-tiba muncul jenis hama baru yang belum pernah ada sebelumnya. Petani seharusnya dapat bertanya kepada penyuluh pertanian lapangan (PPL) dan petugas pengamatan OPT (PPOPT), tetapi PPL dan PPOPT jarang berlkunjung ke desanya, apalahgi ke kebun petani, belum lagi jika PPL dan PPOPT sendiri tidak dapat memberikan jawaban ketika ditanya. Yang sering datang justru petugas pemasaran produk perusahaan, termasuk produk pestisida, yang berdasarkan UU tentang penyuluhan pertanian dapat bertugas sebagai penyluh. Ketika penyuluh swasta ini ditanya oleh petani mengenai cara untuk mengendalikan hama, jawaban mereka tentu mengendalikan hama dengan menggunakan pestisida yang mereka pasarkan. Petani pun menjadi tidak berdaya, bukan hanya dalam menghadapi hama, melainkan juga dalam menghadapi pestisida yang dipromosikan sebagai cara paling mujarab dalam menghadapi serangan hama.

Pestisida memang tidak semuanya berupa pestisida kimiawi buatan, melainkan juga dapat berupa pestisida kimiawi alami (pestisida botanis), dan pestisida hayati (biopestisida). Pestisida kimiawi buatan juga tidak semuanya beracun bagi banyak jenis organisme (berspektrum lebar) dan tidak semuanya meninggalkan residu yang bertahan lama (persisten). Namun ketika penyuluh swasta memberikan penyuluhan, pestisida yang direkomendasikan tentu adalah pestisida yang diproduksi oleh perusahaannya. Maka yang direkomendasikan bisa saja biopestisida, tetapi biopestisida yang kurang tepat untuk mengendalikan jenis hama yang menimbulkan masalah. Sebagaimana yang terjadi misalnya dalam pengendalian penyakit darah, yang direkomenfasikan adalah produk biopestisida berbahan aktif jamur Trichoderma yang merupakan jamur tanah, padahal patogen penyakit darah menyebar terutama bukan melalui tanah melainkan melalui serangga, burung, dan kelelawar. Karena kurang mengerti mengenai penyebaran penyakit darah, petani bersedia membeli, tetapi setelah biopestisida diaplikasikan, tanaman pisang mereka tetap saja mengalami penyakit darah dan penyakit darah terus saja menular ke tanaman pisang lainnya.

Apa itu Pemberdayaan dan Pemberdayaan Penghidupan Petani
Anda mungkin sudah pernah mendengar itilah pemberdayaan, tetapi sebagai mahasiswa pernahkan mencoba mencari sendiri apa yang dimaksu dengan istilah tersebut? Jika Anda mahasiswa yang mempunyai keinginan tahun maka Anda mungkin pernah mencari tahu, mungkin dengan bertanya kepada orang lain. Tapi jika Anda hanya seorang mahasiswa yang kuliah hanya untuk mendapat gelar sarjana, mungkin Anda tidak peduli. Ke dalam kategori manapun Anda termasuk, saatnya sekarang Anda tahun bahwa pemberdayaan (empowerment) merupakan istilah yang digunakan oleh pakar psikologi sosial Julian Rappaport (1981) untuk merujuk kepada proses yang dilakukan untuk memungkinkan individu, rumah tangga, organisasi, atau masyarakat untuk menentukan (matery) kelangsungan hidupnya tanpa sangat bergantung kepada pihak lain. Dalam bahasa yang mungkin lebih mudah dimengerti dalam konteks kekinian, pemberdayaan berarti semakin mengurangi pemberian BANSOS, melainkan menjadikan orang yang semula mendapat BANSOS menjadi tidak lagi mengharapkan mendapat BANSOS. Jika pemerintah terus saja memberikan BANSOS, atau bahkan menambah jumlah BANSOS yang dibagikan maka berarti pemerintah tidak mampu memberdayakan masyarakatnya. Atau sebaliknya, jika masyarakat terus saja senang mendapat BANSOS berarti masyarakat belum berdaya, melainkan masih terperdaya (dalam bahasa Indonesia dialek Kupang, "senang kena tipu-tipu").

Untuk memberdayakan penghidupan petani diperlukan upaya agar petani petani mempunyai akses terhadap aset penghidupan. Dalam hal ini, aset penghidupan petani mencakup: (1) diri petani sendiri dan keluarganya sebagai aset aset manusia (H=human), (2) lahan usahatani sebagai aset alami (N=natural), (3) parasarana dan sarana pertanian seperti air irigasi, jalan menuju lahan pertanian, dsb. sebagai aset fisik (P=physical), (4) pergaulan dalam masyarakat sebagai aset sosial (S=social), dan (5) modal usahatani melalui kredit berbunga rendah sebagai aset keuangan (F=finansial). Mengakses aset penghidupan berarti petani dapat mengembangkan diri, memperoleh lahan untuk dijadikan tempat bertani, lahannya dapat memperoleh air irigasi dan hasil pertaniannya dapat diangkut ke pasar dengan mudah, mempunyai pergaulan yang luas dalam masyarakatnya, dan mendapat kesempatan untuk memperoleh kredit berbunga rendah sebagai modal usahatani. Memberdayakan penghidupan petani berarti pemerintah memfasilitasi petani dapat mengakses aset penghidupan petani tersebut menjadi semakin mudah, bukan justru senang memberikan BANSOS. Membangun jalan tol juga bukan secara langsung memberdayakan penghidupan petani sebab jalan tol bukan jalan menuju lahan usahatani, melainkan hanya secara tidak langsung memudahkan para pedagang perantara memasarkan hasil pertanian. Demikian juga dengan membangun food estate, juga bukan memberdayakan petani, sebab dalam food estate petani dipekerjakan, bukan mengatur pekerjaan bertani sendiri.

Bagaimana PHT Dapat Memberdayakan Penghidupan Petani dan Pertanian Menjadi Berkelanjutan?
Pemberdayaan penghidupan petani berarti memberdayakan bertani sebagai corak penghidupan berkelanjutan (sustainable livelihoods). Lalu penghidupan berkelanjutan itu apa lagi? Mungkin Anda pernah mendengar istilah pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan sasaran pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Gpals, SDGs). Jika sudah pernah mendengar tetapi belum mengerti apa yang dimaksud dengan sitilah itu, silahkan klik tautan untuk menjadi tahu dengan mempelajari sendiri. Dalam kaitan dengan upaya mencapai SDGs, menjadikan corak penghidupan bertani sebagai penghidupan berkelanjutan melalui proses pemberdayaan merupakan wujud pelaksanaan pembangunan berkelanjutan pada tataran rumah tangga dan masyarakat petani. Istilah berkelanjutan dalam penghidupan berkelanjutan, pembangunan berkelanjutan, dan sasaran pembangunan berkelanjutan tidak ada hubungannya dengan memilih calon pemimpin yang menjanjikan akan melanjutkan program pembangunan yang dilaksanakan oleh pemimpin yang akan digantikannya. Melainkan berkaitan dengan istilah keberlanjutan (sustainability). Lalu keberlanjutan itu apa?

Jika belum tahu keberlanjutan itu apa berarti Anda lebih peduli pada calon pemimpin idola Anda daripada masa depan Anda sendiri. Keberlanjutan tidak berkaitan dengan calon pemimpin yang berjanji akan melanjutkan program pembangunan pemimpin yang akan digantikannya. Keberlanjutan merupakan konsep abstrak yang didefinisikan berbeda-beda, bergantung terutama pada sasaran yang ingin dicapai. McGill University, sebagai universitas terkemuka di Canada, mendefinisikan keberlanjutan sebagai upaya untuk "memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan kemampuan generasi berikutnya untuk memenuhi kebutuhan mereka". Melalui artikel berjudul 'Sustainability Theory and Conceptual Considerations: A Review of Key Ideas for Sustainability, and the Rural Context', Lisa M.B. Harrington (2016) mendefinisikan keberlanjutan sebagai "kemampuan untuk mempertahankan atau meningkatkan ketersediaan bahan atau kondisi yang diperlukan untuk menjalani kehidupan dalam jangka panjang". Kedua definisi keberlanjutan ini mencakup tiga aspek, yaitu: (1) aspek global karena berlaku bagi generasi manusia tanpa memdekan bangsa dan suku, (2) aspek jangka waktu panjang karena harus diupayakan secara terus menerus, dan (3) aspek tanggung jawab moral karena dimaksudkan bukan hanya untuk diri dan keluarga sendiri melainkan secara bersama secara berkeadilan, sebagaimana diuraikan dalam laporan The World Commission on Environment and Development (1987) 'Our Common Future'. Berarti keberlanjutan didasarkan pada filsafat dan etika, bukan sebagaimana yang dikemukakan oleh para tokoh idola masyarakat Indonesia masa kini yang menyebut etika sebagai "ndasmu etik" dan memahami filsafat sebagai hanya sebatas komik Kho Ping Hoo.

Berkaitan dengan upaya untuk mewujudkannya, keberlanjutan yang mencakup ketiga aspek tersebut di atas, diupayakan untuk diwujudkan melalui tiga dimensi, yaitu (1) dimensi ekonomi, (2) dimensi sosial, dan (3) dimensi lingkungan hidup. Pada dimensi ekonomi, keberlanjutan berarti upaya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi seperti makanan, pakaian, perumahan, pekerjaan, dsb. Pada dimensi sosial berarti upaya untuk meningkatkan pendidikan, kesehatan, akses untuk dapat ikut menentukan kebijakan pemerintah, dsb. Pada simensi lingkungan hidup berarti dapat memenuhi kebutuhan ekonomi dan kebutuhan sosial tanpa merusak lingkungan hidup. Ketiga dimensi keberlanjutan tersebut saling tumpang tindih satu sama lain, tetapi dengan prioritas yang berbeda dalam hal jangka waktu pencapaian sasaran dan prioritas penting. Dimensi ekonomi menempati prioritas jangka pendek, dimensi sosial menempati prioritas jangka menengah, dan dimensi lingkungan hidup menempati prioritas jangka panjang, tetapi dengan prioritas penting sebaliknya, dimesni lingkungan hidup dengan prioritas paling penting karerna diperlukan untuk mempertahankan integritas planet (planetary integrity), diikuti dengan dimensi sosial dan dimensi ekonomi. Melalui 17 sasaran SDGs, ketiga dimensi tersebut digambar dalam bentuk kue pengantin yang terdiri atas tiga lapisan, sasaran 8, 9, 10, dan 12 pada dimensi ekonomi sebagai lapisan paling atas, sasaran 1, 2, 3, 4, 5, 7, 11, dan 16 pada dimensi sosial sebagai lapis kedua, dan sasaran 6, 13, 14, dan 15 pada simensi lingkungan hidup global (biosphere) sebagai lapisan dasar, dengan sasarn 17 sebagai sumbu tegak ketiga lapisan. Untuk mengetahui bagaimana pencapaian sasaran SDGs di Indonesia selama ini, silahkan kunjungi dan jelajahi situs DFGs Indonesia,

Gambar 6.2.1. Model SDGs sebagai kue pengantin

Ketiga dimensi keberlanjutan tersebut berada dalam keadaan rada imbang (trade off) satu sama lain. Artinya, upaya untuk meningkatkan capaian satu dimensi dapat mengakibatkan penurunan capaian dimensi lainnya. Misalnya, ketika Anda memutuskan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, Anda kehilangan kesempatan untuk bekerja memperoleh pendapatan lebih awal, menikah lebih awal, dan bergaul di lingkungan kampung asal Anda untuk lebih berpeluang terpilih sebagai pemimpin. Setelah menyelesaikan kuliah, mungkin Anda dapat memperoleh peluang mendapat pekerjaan dengan gaji lebih besar, tetapi itu baru hanya peluang, belum merupakan sesuatu yang pasti. Jika ternyata setelah menyelesaikan kuliah Anda tidak dapat memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan Anda dan Anda kembali ke kampung asal maka Anda mungkin kehilangan teman lama dan teman lama Anda yang tidak memperoleh kesempatan melanjutkan pendidikan mungkin sudah menjadi pemimpin yang tidak lagi mengenal Anda. Itulah yang dimaksud dengan rada imbang, setiap upaya untuk meningkatkan kinerja satu sasaran SDGs dapat berdampak menurunkan kinerja sasaran SDGs lainnya.

Lalu bagaimana PHT dapat memberdayakan penghidupan petani dan memberdayakan pertanian menjadi berkelanjutan? Untuk menjawab kedua pertanyaan ini, Anda perlu kembali membaca materi kuliah sebelumnya untuk menyegarkan ingatan Anda mengenai dimensi PHT. Penghidupan berkelanjutan juga mempunyai dimensi yang sama, yaitu dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup. Sebagaimana diuraikan dalam dalam makalah diskusi International Development Studies, Chambers & Conway (1991) mengajukan konsep penghidupan berkelanjutan sebagai konsep untuk meningkatkan penghidupan perdesaan berkelanjutan (sustainable rural livelihoods). Konsep awal ini kemudian diperluas menjadi mencakup penghidupan dalam arti luas, tetapi dengan fokus pada penghidupan golongan yang terpinggirkan (marginalized) dari arus utama pembangunan. Dalam konsep awal tersebut, penghidupan berkelanjutan didefinisikan sebagai berikut:
penghidupan terdiri atas kemampuan, aset, dan kegiatan yang perlu dilakukan untuk menjalani kehidupan, penghidupan dikatakan berkelanjutan jika dapat bertahan dalam menghadapi dan dapat pulih dari tekanan (stress) dan guncangan (shock), menjaga dan meningkatkan kemampuan dan aset agar dapat memberikan penghidupan kepada generasi berikutnya, dan berkontribusi terhadap penghidupan masyarakat secara keseluruhan dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang.
Dalam definisi penghidupan berkelanjutan ini tekanan merupakan gangguan dengan intensitas rendah sampai sedang dalam skala terbatas, sedangkan guncangan merupakan gangguan dengan intensitas sedang sampai tinggi dalam skala luas. Dalam penghidupan petani, serangan hama dapat menjadi tekanan jika intensitasnya rendah dan skalanya lokal atau menjadi gunjangan jika intensitasnya tinggi dan sekalanya luas. Karena PHT merupakan sistem, pendekatan, strategi, atau pengambilan keputusan untuk mengendalikan hama maka bagi petani PHT berkaitan dengan upaya untuk menjadikan penghidupan petani sebagai penghidupan berkelanjutan. Dalam bahasa penghidupan berkelanjutan, PHT merupakan bagian dari pendekatan penghidupan berkelanjutan (sustainable livelihood approach, SLA) yang untuk mewujudkannya diupayakan melalui kerangka kerja penghidupan berkelanjutan (sustainable livelihood framework, SLF) (Gambar 6.2.2). SLA merupakan metode untuk menganalisis dan meningkatkan penghidupan golongan terpinggirkan, sedangkan SLF merupakan cara menampilkan berbagai faktor yang mempengaruhi penghidupan seseorang, keluarga, dan masyarakat dan bagaimana hubungan yang terjadi antar berbagai faktor.

Gambar 6.2.2. Kerangka Kerja Penghidupan Berkelanjutan

Bagain kerangka kerja penghidupan berkelanjutan menunjukkan bahwa dalam menjalani penghidupan, termasuk petani menjalani kehidupan sebagai petani memerlukan aset untuk beraktivitas melakukan kegiatan bertani tertentu sebagai strategi penghidupan (livelihood strategies) guna mewujudkan hasil penghidipan (livelihood outcomes). Dalam menjalankan stratgei penghidupan petani mengalami bermacam-macam konteks kerentanan (vulnerability contexts), termasuk kerentanan menghadapi serangan hama sebagai tekanan (stress) yang terdiri atas tekanan kecenderungan (trends) dan tekanan musiman (seasonal) dan guncangan (shock), misalnya badai tropis Seroja. Kemampuan petani mengelola aset dalam meningkatkan kemampuan untuk pulih dari konteks kerentanan dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, kelembagaan, dan proses dalam bentuk tata kelola pemerintahan (governance). Untuk menjadikan pertanian sebagai penghidupan berkelanjutan, petani memerlukan pemberdayaan agar dapat meningkatkan pengelolaan aset dalam menghadapi konteks kerentanan, bukan sekedar diberikan BANSOS dan berbagai bentuk bantuan lain yang sebenarnya memperdayakan petani, bukan memberdayakan petani. Dalam kaitan dengan penghidupan petani dengan cara mengelola agroekosistem, PHT merupakan bentuk pemberdayaan petani untuk semakin mampu mengelola agroekosistem secara berkelanjutan.

PHT merupakan bagian dari pertanian. Karena PHT merupakan bagian dari upaya memberdayakan penghidupan petani menjadi penghidupan berkelanjutan maka corak penghidupan petani yang berkelanjutan pada akhirnya akan berkontribusi dalam upaya mewujudkan pertanian berkelanjutan. Sebagaimana sudah diuraikan pada materi kuliah sebelumnya, keberlanjutan pertanian terdiri atas dimensi: (1) produktivitas (productivity), (2) keajegan produksi (stability), (3) kemerataan produksi dan kesejahteraan (equitability), (4) kemandirian menjalankan usahatani (autonomy), dan (5) kelentingan dalam menghadapi tekanan dan gangguan (kelentingan, resilience). Dalam hal ini, dimensi 1 dan 2 merupakan bagian dari dimensi ekonomi, dimensi 3 dan 4 merupakan bagian dari dimensi sosial, dan dimensi 5 merupakan dimensi lingkungan hidup. Melalui penerapan PHT, sasaran pertama yang dipayakan dicapai adalah mengurangi kehilangan hasil yang ditimbulkan oleh hama untuk menjaga produksi tetap dapat dipertahankan, kemudian diupayakan agar produksi dapat dipertahankan bersama-sama melalui kelompok tani yang semakin mandiri dalam satu hamparan agroekosistem, yang dilakukan dengan melaksanakan cara bertani yang tidak menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan melalui pemupukan seimbang dan menggunakan pestisida kimiawi sebagai pipihan terakhir. Dengan demikian, penerapan PHT merupakan bukan hanya bentuk pemberdayaan penghidupan petani menjadi corak penghidupan berkalnjutan, melainkan juga merupakan pemberdayaan petani menjadi pertanian berkelanjutan.

UU mengenai sistem budidaya pertanian berkelanjutan memang sudah menetapkan PHT sebagai sistem perlindungan tanaman. Akan tetapi, UU mengenai pemerintahan daerah menetapkan bahwa pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota sebagai pemerintah otonom dan menetapkan sektor pertanian sebagai sektor otonom yang menjadi kewenangan penuh pemeriah pervinsi dan pemerintah kabupaten/kota. UU tentang pemilihan kepala daerah juga menetapkan bahwa gubernur dan bupati/walikota dipilih secara langsung, sebagaimana halnya presiden dan wakil presiden. Jika yang terpilih adalah gubernur dan bupati/walikota oleh rakyat yang sama-sama kurang memahami keberlanjutan maka yang akan terpilih adalah calon yang mampu membagikan sesuatu yang dapat memberikan kesenangan sesaat kepada rakyat. Rakyat mengelu-elukan calon sambil menerikan OK gas dan all in. Begitu pemimpin semacam itu terpilih, yang dipedulikan adalah bagaimana mengembalikan biaya yang dikeluarkannya selama mengikuti proses pemilihan dan membalas jasa para pengusaha yang ikut menyumbang biaya pencalonan. Lalu bagaimana dengan PHT, apakah akan diterapkan? Apakah akan dapat memberdayakan penghidupan petani dan membedayakan pertanian menjadi berkelanjutan? Silahkan Anda menjawab sendiri pertanyaan ini dengan mengingat sendiri calon seperti apa yang Anda beri suara pada saat PEMILU. Untuk memperoleh gambaran bagaimana menjawab pertanyaan ini, silahkan baca artikel 'Empire Strikes Back: The Making and Unmaking of Indonesia’s National Integrated Pest Management Program' dan artikel 'The Rise and Demise of Integrated Pest Management in Rice in Indonesia'. Setelah membaca artikel ini mudah-mudahan Anda tidak merasa sia-sia menggunakan waktu untuk mempelajari PHT.

6.2.1.2. Mengunduh dan Membaca Pustaka
Untuk mendalami materi kuliah ini, silahkan mengunjungi situs atau mengunduh buku teks/artikel jurnal berikut ini dan kemudian membaca sampai mengerti:
Setiap mahasiswa wajib menyampaikan melalui Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas judul buku, judul bab buku, dan isi bab buku yang telah dibaca terkait dengan materi kuliah ini.

6.2.1.3. Mengerjakan Kuis
Setelah membaca materi kuliah 6.1 dan materi kuliah 6.2 serta mengklik tautan dan membaca pustaka yang diberikan pada materi kuliah, setiap mahasiswa wajib mengerjakan kuis secara mandiri untuk mengevaluasi diri dalam memahami kedua materi kuliah:
  1. Mengerjakan dan Memasukkan Lembar Jawaban Kuis selambat-lambatnya pada Kamis, 16 Mei 2024 pukul 24.00 WITA
  2. Memeriksa Daftar Lembar Jawaban untuk memastikan lembar jawaban kuis sudah masuk dan memeriksa nilai yang diperoleh.
Pada saat memeriksa daftar lembar jawaban, silahkan periksa sendiri berapa nilai yang Anda peroleh. Bila memperoleh nilai <60 berarti Anda belum memahami materi kuliah sehingga perlu membaca kembali kedua materi kuliah. Mahasiswa yang tidak mengerjakan quiz tidak akan memperoleh nilai untuk setiap quiz yang tidak dikerjakan.

6.2.2. TUGAS KULIAH

6.2.2.1. Mambagikan Materi Kuliah
Setelah membaca materi kuliah, silahkan bagikan materi kuliah melalui media sosial yang dimiliki disertai dengan mencantumkan status tertentu, misalnya "Saya sekarang sudah tahu bahwa ternyata pengetahuan terdiri atas beberapa macam ... dst." Untuk membagikan lauar klik tombol Beranda dan kemudian klik tombol pembagian memalui media sosial dengan mengklik tombol media sosial yang tertera di sebelah kanan judul materi kuliah. Jika media sosial yang dimiliki tidak tersedia dalam ikon yang ditampilkan, klik ikon paling kanan untuk membuka ikon media sosial lainnya. Materi kuliah dibagikan paling lambat pada Kamis, 16 Mei 2024 pukul 24.00 WITA dengan cara menjawab pertanyaan pada laporan melaksanakan kuliah.

5.2.2.2. Mendiskusikan Materi Kuliah
Setelah membaca materi kuliah, silahkan buat minimal satu pertanyaan dan atau komentar mengenai materi kuliah. Buat pertanyaan secara langsung tanpa perlu didahului dengan selamat pagi, selamat siang, dsb., sebab belum tentu akan dibaca pada jam sesuai dengan ucapan selamat yang diberikan. Ketik pertanyaan atau komentar secara singkat tetapi jelas, misalnya "Mohon menjelaskan apakah memperoleh pengetahuan dengan menggunakan pendekatan ilmiah mempunyai kelebihan dan kelemahan". Pertanyaan dan/atau komentar diharapkan ditanggapi oleh mahasiswa lainnya dan setiap mahasiswa wajib menanggapi minimal satu pertanyaan dan/atau komentar yang disampaikan oleh mahasiswa lainnya. Pertanyaan dan/atau komentar maupun tanggapannya disampaikan paling lambat pada Kamis, 16 Mei 2024 pukul 24.00 WITA dengan cara menjawab pertanyaan pada laporan melaksanakan kuliah.

6.2.2.3. Mengerjakan Projek Kuliah
Untuk menuntaskan mempelajari materi kuliah 6.1 ini, setiap mahasiswa wajib mengerjakan projek kuliah secara kelompok dengan melanjutkan tugas projek materi kuliah sebelumnya dengan langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Setelah selama ini Anda telah berdiskusi dengan petani, lakukan diskusi bersama sesama hamasiswa dalam kelompok untuk menentukan faktor apa yang paling besar pengaruhnya dalam membuat petani yang Anda kunjungi dan ajak berdiskusi selama ini menjadi kurang berdaya.
  2. Diskusikan bersama sesaman mahasiswa dalam kelompok, di antara kelima aset yang perlu perlu diakses petani untuk menjadi berdaya, aset mana yang paling kurang dapat diakses dan mengapa kurang dapat mengakses aset tersebut menjadi penyebab utama petani menjadi kurang berdaya.
  3. Diskusikan bersama sesaman mahasiswa dalam kelompok, di antara berbagai konteks kerentanan yang dihadapi petani, tentukan satu kerentanan dalam kategori tekanan dan satu kerentanan dalam kategori gangguan yang paling besar pengaruhnya dalam membuat petani yang pernah kunjungi dan ajak berdiskusi menjadi kurang berdaya disertai dengan penjelasan masing-masing.
  4. Diskusikan bersama sesaman mahasiswa dalam kelompok, mengingat penerapan PHT yang informasinya Anda peroleh dari petani, sejauh mana PHT dapat memberdayakan penghidupan petani menjadi penghidupan berkelanjutan dan bagaimana Anda menjelaskan mengapa demikian.
  5. Diskusikan bersama sesaman mahasiswa dalam kelompok, dengan sistem pemerintahan selama ini, tentukan sejauh mana pemerintah telah membantu petani untuk membangun penghidupan petani yang berkelanjutan dan membangun pertanian menjadi pertanian berkelanjutan.
Jawab pertanyaan-pertanyaan Tugas Projek di atas pada saat memasukan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas paling lambat pada Kamis, 16 Mei 2024 pukul 24.00 WITA.

6.2.3. ADMINISTRASI PELAKSANAAN KULIAH

Untuk membuktikan telah melaksanakan perkuliahan daring materi kuliah ini, Anda wajib mengakses, menandatangani presensi, dan mengumpulkan tugas di situs SIADIKNONA. Sebagai cadangan, silahkan juga menandatangani daftar hadir dan memasukkan laporan melaksanakan kuliah dan mengerjakan tugas dengan mengklik tautan berikut ini: 
  1. Menandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah selambat-lambatnya pada Sabtu, 11 Mei 2024 pukul 24.00 WITA dan setelah menandatangani, silahkan periksa untuk memastikan daftar hadir sudah ditandatangani;
  2. Menyampaikan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas selambat-lambatnya pada Kamis, 16 Mei 2024 pukul 24.00 WITA dan setelah memasukkan, silahkan periksa untuk memastikan laporan sudah masuk.
Mahasiswa yang tidak mengisi dan menandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah dan tidak menyampaikan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas akan ditetapkan sebagai tidak mengikuti perkuliahan.

***********
Hak cipta blog pada: I Wayan Mudita
Diterbitkan pertama kali pada 25 April 2024, belum pernah diperbarui.

Creative Commons License
Hak cipta selurun tulisan pada blog ini dilindungi berdasarkan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License. Silahkan mengutip tulisan dengan merujuk sesuai dengan ketentuan perujukan akademik.

37 komentar:

  1. Bagaimana pendapat teman-teman terhadap para petani yang menolak untuk bergabung dalam anggota kelompok tani?lalu upaya apa yang boleh teman-teman tawarkan jika dikemudian hari menjadi seorang teknisi dalam bidang pertanian?

    BalasHapus
  2. pendapat saya tentang masalah ini adalah keputusan mereka adalah hak pribadi dan harus dihormati, sementara yang lain merasa bahwa bergabung dalam kelompok dapat memberikan manfaat kolaboratif dan memperkuat posisi bersama dalam industri pertanian.
    Jika saya dipercayakan untuk menjadi teknisi di bidang pertanian saya akan
    1. Mediasi dan Konsiliasi: Saya akan mencoba untuk memediasi dan konsiliasi antara para petani yang menolak bergabung dan kelompok petani lainnya. Tujuannya adalah mencapai kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak.
    2. Pendidikan dan Informasi: Saya akan memberikan pendidikan dan informasi kepada petani yang menolak bergabung tentang manfaat bergabung dalam kelompok petani, seperti akses ke teknologi, informasi pasar, dan dukungan kolektif.
    3. Pendekatan Kolaboratif: Saya akan mengusulkan pendekatan kolaboratif di antara semua petani, termasuk yang menolak bergabung, untuk memecahkan masalah bersama dan meningkatkan efisiensi serta produktivitas pertanian.
    4. Analisis Risiko dan Manfaat: Saya akan membantu para petani untuk melakukan analisis risiko dan manfaat terkait keputusan mereka, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi.
    5. Bimbingan dan Dukungan:Saya akan memberikan bimbingan dan dukungan teknis kepada para petani dalam meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam bidang pertanian.

    BalasHapus
  3. kita ketahui bersama bahwa saat ini yang membuat petani ragu untuk budidaya tanaman holtikultura adalah akses kepasar dan harga yang tidak sesuai.apa tindakan teman-teman sebagai seorang mahasiswa yang belajar dan ingin pertanian berkelanjutan? lalu Bagaimana memastikan petani memiliki akses yang adil dan berkelanjutan ke pasar, termasuk strategi pemasaran yang efektif dan pembangunan rantai pasokan yang berkelanjutan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. Tindakan sebagai mahasiswa yang belajar dan ingin pertanian berkelanjutan adalah dengan mempelajari dan mengembangkan pengetahuan tentang praktik pertanian berkelanjutan, termasuk penggunaan teknologi pertanian modern, manajemen tanah, air, dan sumber daya alam lainnya. Selain itu, mahasiswa juga dapat terlibat dalam proyek penelitian atau kerja lapangan yang berkaitan dengan pertanian berkelanjutan.

      2. Untuk memastikan petani memiliki akses yang adil dan berkelanjutan ke pasar, termasuk strategi pemasaran yang efektif dan pembangunan rantai pasokan yang berkelanjutan, beberapa langkah yang dapat diambil adalah:

      - Meningkatkan akses petani ke informasi pasar melalui platform digital atau aplikasi yang memberikan data harga terkini dan permintaan pasar.
      - Membangun hubungan langsung antara petani dan konsumen melalui pasar lokal atau sistem penjualan langsung untuk mengurangi biaya tenggang rasa.
      - Mendorong penggunaan teknologi seperti sistem manajemen persediaan atau aplikasi pemasaran digital untuk membantu petani dalam mengoptimalkan produksi dan distribusi produk mereka.
      - Melibatkan pemerintah atau lembaga terkait dalam pembangunan infrastruktur pertanian dan rantai pasokan pertanian untuk memastikan akses yang lebih baik ke pasar bagi petani.

      Hapus
  4. Bagaimana peran pengorganisasian PHT dalam meningkatkan pendapatan petani?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pengorganisasian PHT (Pengendalian Hama Terpadu) berperan penting dalam meningkatkan pendapatan petani melalui beberapa cara:
      Pengembangan Kemampuan Petani: PHT membantu meningkatkan kemampuan petani dalam mengelola hama dan lingkungan pertanian secara berkelanjutan. Petani diajarkan untuk menggunakan teknologi pengendalian hama yang berbasis pada prinsip-prinsip agroekosistem dan pengendalian hama secara terpadu. Mereka juga diajarkan untuk membuat APH dan pestisida nabati secara mandiri dan mencobanya pada lahan mereka sendiri
      Pengembangan Kesadaran Masyarakat: PHT juga berfokus pada pengembangan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengendalian hama dan lingkungan pertanian secara berkelanjutan. Masyarakat harus dilatih untuk memiliki kesadaran tentang pentingnya penggunaan bahan-bahan alami sebagai alternatif pengendalian hama yang lebih ramah lingkungan.
      Pengembangan Kebijakan: Kebijakan yang berbasis pada prinsip-prinsip agroekosistem dan pengendalian hama secara terpadu harus diterapkan. Kebijakan ini harus memperhatikan kepentingan petani dan masyarakat dalam mengelola hama dan lingkungan pertanian secara berkelanjutan



      Hapus
  5. Bagaimana PHT dapat membantu meningkatkan kemampuan petani dalam mengelola hama dan lingkungan pertanian secara berkelanjutan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. PHT dapat membantu meningkatkan kemampuan petani dalam mengelola hama dan lingkungan pertanian secara berkelanjutan:
      1. Pendekatan Ekologis: Memahami keseimbangan alam, memanfaatkan musuh alami hama, dan meminimalisir gangguan.
      2. Pengendalian Hama Terpadu: Menggabungkan berbagai metode pengendalian, termasuk pestisida kimia sebagai pilihan terakhir.
      3. Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Petani: Pelatihan dan edukasi tentang PHT, hama, dan ekologi pertanian.
      4. Mendukung Pertanian Berkelanjutan: Mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia, menjaga kesehatan lingkungan, dan meningkatkan kualitas hasil panen.

      Hapus
  6. Bagaimana PHT dapat membantu meningkatkan kesuburan tanah, sehingga mendukung pertanian berkelanjutan?

    BalasHapus
    Balasan

    1. Peran PHT dalam Meningkatkan Kesuburan Tanah dan Mendukung Pertanian Berkelanjutan
      Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) tidak hanya berfokus pada pengendalian hama tanaman, tetapi juga memiliki peran penting dalam meningkatkan kesuburan tanah dan mendukung pertanian berkelanjutan. Berikut beberapa poin pentingnya:

      1. Mengurangi Penggunaan Pestisida Kimia:

      Penggunaan pestisida kimia secara berlebihan dapat merusak struktur tanah, membunuh mikroorganisme tanah yang bermanfaat, dan mencemari lingkungan.
      PHT memprioritaskan metode pengendalian hama yang ramah lingkungan, seperti pengendalian hayati, mekanik, dan kultur teknis, sehingga meminimalisir penggunaan pestisida kimia.
      2. Meningkatkan Aktivitas Mikroorganisme Tanah:

      PHT mendorong penggunaan pupuk organik dan kompos, yang kaya akan bahan organik dan mikroorganisme menguntungkan.
      Mikroorganisme ini membantu meningkatkan struktur tanah, meningkatkan ketersediaan nutrisi, dan mempercepat dekomposisi bahan organik, sehingga tanah menjadi lebih subur.
      3. Menjaga Keanekaragaman Hayati Tanah:

      PHT mendukung pelestarian ekosistem di sekitar lahan pertanian, seperti menanam tanaman penutup tanah dan memelihara predator alami hama.
      Keanekaragaman hayati tanah yang tinggi membantu menjaga keseimbangan ekologis dan meningkatkan kesuburan tanah dalam jangka panjang.
      4. Mempromosikan Pertanian Ramah Lingkungan:

      PHT sejalan dengan prinsip-prinsip pertanian berkelanjutan, yang bertujuan untuk menghasilkan produk pertanian yang berkualitas tinggi dengan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.
      Penerapan PHT secara konsisten dapat membantu petani mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan mereka tanpa merusak lingkungan.
      Contoh Penerapan PHT untuk Meningkatkan Kesuburan Tanah:

      Penggunaan pupuk organik: Pupuk kandang, kompos, dan pupuk hijau dapat ditambahkan ke tanah untuk meningkatkan kandungan bahan organik, meningkatkan struktur tanah, dan menyediakan nutrisi bagi tanaman.
      Pengendalian hayati: Memanfaatkan musuh alami hama, seperti predator, parasit, dan patogen, untuk mengendalikan populasi hama secara alami.
      Penanaman tanaman penutup tanah: Tanaman leguminosa seperti kacang tanah dan kedelai dapat ditanam di antara tanaman utama untuk menyediakan nitrogen bagi tanah dan mencegah erosi.
      Pengolahan tanah yang minim gangguan: Mengurangi pengadukan tanah yang berlebihan untuk menjaga struktur tanah dan melindungi mikroorganisme tanah.
      Penerapan PHT secara efektif membutuhkan pemahaman yang menyeluruh tentang ekologi tanah dan interaksi antara hama, tanaman, dan musuh alami. Dengan menggabungkan berbagai metode PHT yang tepat, petani dapat meningkatkan kesuburan tanah, menghasilkan panen yang berkelanjutan, dan menjaga kesehatan lingkungan untuk generasi mendatang.

      Hapus
  7. Apa saja tantangan dalam pertanian berkelanjutan?

    BalasHapus
  8. Jelaskan salah satu pemberdayaan petani yang tepat dari pemerintah yang dapat mendukung pemahaman para petani mengenai penerapan PHT yang baik..!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salah satu pemberdayaan petani yang tepat dari pemerintah adalah melalui penyediaan pelatihan dan pendidikan tentang praktik Pertanian Berkelanjutan (PHT) secara langsung kepada para petani. Ini dapat mencakup workshop, seminar, atau pelatihan lapangan yang memperkenalkan konsep-konsep PHT, teknik praktis, dan manfaatnya bagi lingkungan dan hasil panen. Dukungan ini tidak hanya meningkatkan pemahaman para petani tentang PHT, tetapi juga membantu mereka menerapkan praktik-praktik yang berkelanjutan dalam pertanian mereka.

      Hapus
  9. Bagaimana peran pemerintah dalam mendukung penerapan PHT dan pertanian berkelanjutan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pemerintah memiliki peran penting dalam mendukung penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dan pertanian berkelanjutan untuk mencapai ketahanan pangan dan kelestarian lingkungan. Berikut beberapa peran strategis yang dapat dimainkan pemerintah:
      1. Kebijakan dan Regulasi:

      Membuat kebijakan dan regulasi yang mendukung PHT dan pertanian berkelanjutan, seperti:
      1. Mendorong penggunaan pupuk organik dan pestisida nabati.
      2. Membatasi penggunaan pestisida kimia yang berbahaya.
      3. Memberikan insentif bagi petani yang menerapkan PHT.
      4. Mengembangkan standar dan sertifikasi produk pertanian berkelanjutan.
      2. Edukasi dan Pelatihan:

      Meningkatkan edukasi dan pelatihan bagi petani tentang PHT dan praktik pertanian berkelanjutan, termasuk:
      1. Pelatihan tentang metode PHT yang efektif dan ramah lingkungan.
      2. Penyuluhan tentang manfaat PHT bagi kesehatan, lingkungan, dan ekonomi.
      3. Workshop dan seminar tentang praktik pertanian berkelanjutan.
      4. Infrastruktur dan Pendanaan:

      Membangun infrastruktur yang mendukung PHT dan pertanian berkelanjutan, seperti:
      1. Sistem irigasi yang efisien untuk menghemat air.
      2. Jaringan distribusi pupuk organik dan pestisida nabati.
      3. Sarana penyimpanan dan pengolahan hasil panen yang ramah lingkungan.
      Memberikan pendanaan untuk mendukung petani dalam menerapkan PHT dan pertanian berkelanjutan, seperti:
      Kredit bunga rendah untuk pembelian input PHT.

      Hapus
    2. Pemerintah memiliki peran penting dalam mendukung penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dan pertanian berkelanjutan di Indonesia. Berikut beberapa peran yang dapat dilakukan pemerintah:


      1. Menerbitkan kebijakan dan regulasi yang mendukung PHT dan pertanian berkelanjutan. Hal ini dapat mencakup peraturan tentang penggunaan pestisida, pupuk organik, dan praktik pertanian ramah lingkungan lainnya.

      2. Memberikan insentif bagi petani yang menerapkan PHT dan pertanian berkelanjutan. Insentif ini dapat berupa subsidi, bantuan keuangan, atau akses ke pasar yang lebih menguntungkan.

      3. Memperkuat penegakan hukum terhadap pelanggaran peraturan terkait PHT dan pertanian berkelanjutan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa semua petani mematuhi praktik yang ramah lingkungan.


      4. Meningkatkan kesadaran petani tentang manfaat PHT dan pertanian berkelanjutan. Hal ini dapat dilakukan melalui program edukasi dan pelatihan, serta penyediaan informasi dan bahan penyuluhan.

      5. Membangun kapasitas petani dalam menerapkan PHT dan pertanian berkelanjutan. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan tentang teknik PHT, budidaya tanaman organik, dan praktik pertanian ramah lingkungan lainnya.

      6. Mendukung pengembangan sekolah lapang dan kelompok tani untuk belajar dan berbagi pengalaman tentang PHT dan pertanian berkelanjutan.

      Hapus
  10. Pengorganisasian PHT (2): Memberdayakan Penghidupan Petani dan Pertanian Menjadi Berkelanjutan

    BalasHapus
  11. Apa saja dampak jangka panjang penggunaan pestisida kimia terhadap kesuburan tanah dan keanekaragaman hayati?

    BalasHapus
  12. Apa langkah konkret yang bisa diambil untuk meningkatkan akses petani terhadap teknologi pertanian modern?

    BalasHapus
    Balasan

    1. Meningkatkan akses petani terhadap teknologi pertanian modern memerlukan pendekatan yang holistik dan terkoordinasi. Berikut adalah beberapa langkah konkret yang bisa diambil:

      1. Penyuluhan dan Pelatihan
      Program Pelatihan Rutin: Menyelenggarakan pelatihan secara berkala tentang penggunaan teknologi pertanian modern, seperti sistem irigasi otomatis, drone untuk pemantauan tanaman, dan aplikasi pertanian.
      Demonstrasi Lapangan: Mengadakan demonstrasi langsung di lapangan agar petani bisa melihat dan mempraktikkan teknologi tersebut.
      2. Pembangunan Infrastruktur Digital
      Akses Internet: Memperluas jaringan internet ke daerah pedesaan untuk memudahkan petani mengakses informasi dan teknologi digital.
      Platform Online: Membangun platform online atau aplikasi mobile yang menyediakan informasi tentang teknologi pertanian, harga pasar, dan cuaca.
      3. Kemitraan dengan Swasta
      Kolaborasi dengan Perusahaan Teknologi: Bekerja sama dengan perusahaan teknologi pertanian untuk menyediakan perangkat dan layanan yang diperlukan petani dengan harga yang terjangkau.
      Program CSR: Mendorong perusahaan untuk menyelenggarakan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang mendukung peningkatan akses teknologi bagi petani.
      4. Subsidi dan Bantuan Pemerintah
      Subsidi Teknologi: Menyediakan subsidi untuk pembelian peralatan teknologi pertanian modern seperti traktor, mesin pemanen, atau drone.
      Program Kredit Mikro: Mengembangkan program kredit mikro dengan bunga rendah untuk membantu petani membeli teknologi pertanian.
      5. Penguatan Koperasi dan Kelompok Tani
      Pembentukan Koperasi Teknologi: Membentuk koperasi khusus yang fokus pada pembelian dan penyewaan teknologi pertanian.
      Penguatan Kelompok Tani: Meningkatkan kapasitas kelompok tani untuk mengelola dan mendistribusikan teknologi di antara anggotanya.
      6. Penelitian dan Pengembangan (R&D)
      Kerjasama dengan Lembaga Penelitian: Berkolaborasi dengan universitas dan lembaga penelitian untuk mengembangkan teknologi yang sesuai dengan kondisi lokal.
      Proyek Percontohan: Melakukan proyek percontohan di berbagai daerah untuk menguji dan menyesuaikan teknologi dengan kebutuhan petani setempat.
      7. Peningkatan Kesadaran dan Edukasi
      Kampanye Edukasi: Melakukan kampanye edukasi melalui media massa dan media sosial tentang manfaat teknologi pertanian modern.
      Sekolah Lapangan: Mendirikan sekolah lapangan yang fokus pada penerapan teknologi pertanian.
      8. Dukungan Logistik dan Pemasaran
      Rantai Pasokan yang Efisien: Meningkatkan infrastruktur logistik untuk memastikan teknologi pertanian dapat didistribusikan dengan cepat dan efisien.
      Akses Pasar: Membantu petani mengakses pasar yang lebih luas melalui teknologi, misalnya melalui platform e-commerce.
      9. Monitoring dan Evaluasi
      Pemantauan Berkala: Melakukan pemantauan berkala terhadap penggunaan teknologi oleh petani untuk menilai efektivitas dan memberikan dukungan tambahan jika diperlukan.
      Evaluasi Dampak: Mengevaluasi dampak penggunaan teknologi terhadap produktivitas dan kesejahteraan petani serta menyesuaikan program sesuai dengan temuan tersebut.
      Dengan mengimplementasikan langkah-langkah ini, akses petani terhadap teknologi pertanian modern dapat ditingkatkan secara signifikan, sehingga dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan kesejahteraan petani.





      Hapus
  13. mengapa disebut pertanian berkelanjutan?

    BalasHapus
    Balasan

    1. Pertanian berkelanjutan disebut demikian karena memiliki tiga pilar utama yang saling berkaitan dan berkelanjutan, yaitu:

      1. Keberlanjutan ekologi
      2. Keberlanjutan ekonomi
      3. Keberlanjutan sosial

      Hapus
  14. Sebutkan Faktor apa yang membuat penghidupan petani tdk menentu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada banyak faktor yang membuat penghidupan petani tidak menentu, baik yang berasal dari faktor internal maupun eksternal. Berikut beberapa faktornya:
      1. Faktor Internal: seperti
      - Ketergantungan pada alam: Petani sangat bergantung pada kondisi alam seperti cuaca, hama, dan penyakit untuk hasil panen mereka.
      - Kurangnya akses terhadap modal: Banyak petani yang kekurangan akses terhadap modal, sehingga mereka kesulitan untuk membeli pupuk, pestisida, dan peralatan pertanian lainnya.
      - Kurangnya teknologi dan pengetahuan: Petani seringkali tidak memiliki akses terhadap teknologi dan pengetahuan terbaru tentang pertanian.
      2. Faktor Eksternal:
      - Fluktuasi harga: Harga produk pertanian seringkali berfluktuasi secara liar, sehingga petani tidak dapat memprediksi berapa banyak pendapatan yang akan mereka dapatkan.
      - Persaingan dari produk impor: Petani di Indonesia seringkali harus bersaing dengan produk impor yang lebih murah.
      - Kebijakan pemerintah: Kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada petani dapat membuat mereka semakin sulit untuk mendapatkan penghidupan yang layak.

      Hapus
  15. apa kaitannya pht dengan pertanian berkelanjutan

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. Pemupukan yang Efisien: Pertanian berkelanjutan memerlukan pemahaman yang baik tentang penggunaan pupuk organik dan anorganik. PHT dapat membantu dalam mengidentifikasi jenis tanaman, menentukan kebutuhan nutrisi mereka, dan merencanakan program pemupukan yang efisien. Ini membantu dalam mengurangi penggunaan pupuk berlebihan yang dapat merusak lingkungan.

      2. Pengelolaan Air: Pertanian berkelanjutan juga melibatkan pengelolaan air yang efisien. PHT dapat membantu dalam memahami kebutuhan air tanaman, memantau kondisi tanah, dan merencanakan sistem irigasi yang sesuai. Ini membantu dalam mengurangi pemborosan air dan menjaga keberlanjutan sumber daya air.

      3. Pengendalian Hama dan Penyakit: PHT juga dapat membantu dalam mengidentifikasi jenis hama dan penyakit tanaman serta memberikan rekomendasi pengendalian yang ramah lingkungan. Ini membantu dalam mengurangi penggunaan pestisida kimia yang dapat merusak lingkungan.

      4. Diversifikasi Tanaman: Pertanian berkelanjutan mendorong diversifikasi tanaman untuk menciptakan sistem pertanian yang seimbang dan tahan terhadap perubahan iklim. PHT dapat membantu dalam mengidentifikasi tanaman-tanaman kompatibel untuk interaksi silang manfaat antar spesies.

      5. Konservasi Sumber Daya Alam: Pertanian berkelanjutan juga melibatkan konservasi sumber daya alam seperti hutan, sungai, dan lahan basah lainnya. PHT dapat membantu dalam identifikasi spesies flora dan fauna serta memberikan rekomendasi untuk melindungi habitat mereka.

      6. Ekosistem Tertutup: Pertanian berkelanjutan sering kali melibatkan praktik pertanian tertutup di mana semua elemen ekosistem dikelola secara holistik untuk menciptakan keseimbangan alami. PHT dapat membantu dalam memahami interaksi antara organisme di ekosistem tertutup ini.

      7. Praktik Berkelanjutan: PHT juga dapat memberikan informasi

      Hapus
  16. Jelaskan apa itu Dimensi Ekonomi, Dimensi Sosial dan Dimensi Lingkungan dalam Pertanian Berkelanjutan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dalam pertanian berkelanjutan, Dimensi Ekonomi meliputi efisiensi dan profitabilitas usaha tani, memastikan petani mendapatkan penghasilan yang cukup. Dimensi Sosial mencakup kesejahteraan masyarakat tani, termasuk keadilan, akses terhadap sumber daya, pendidikan, dan kesehatan, serta memperkuat komunitas lokal. Dimensi Lingkungan fokus pada konservasi sumber daya alam, seperti tanah, air, dan keanekaragaman hayati, serta pengurangan dampak negatif terhadap ekosistem. Ketiga dimensi ini saling terkait dan harus dikelola secara seimbang untuk mencapai pertanian yang berkelanjutan, mendukung produksi jangka panjang, kesejahteraan petani, dan kesehatan lingkungan.

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  17. Jelaskan Kerangka Kerja Penghidupan Berkelanjutan dalam Pemberdayaan Petani

    BalasHapus
  18. Bagaimana cara meningkatkan akses petani terhadap sumber daya penting seperti modal, teknologi, dan pelatihan untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Meningkatkan akses petani terhadap sumber daya penting seperti modal, teknologi, dan pelatihan dapat dilakukan dengan beberapa strategi. Berikut adalah beberapa cara yang efektif:

      1. *Pemberdayaan Petani*: Pemberdayaan petani melalui modernisasi koperasi agribisnis dapat membantu meningkatkan akses petani terhadap sumber daya seperti modal, teknologi, dan pelatihan. Strategi ini mencakup meningkatkan akses petani terhadap sumber daya seperti tanah, air, benih, pupuk, dan teknologi pertanian tepat guna, serta memberikan pelatihan dan pendidikan bagi petani untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang praktik pertanian yang baik, teknologi baru, dan manajemen usaha[2].

      2. *Pengembangan Kelembagaan*: Pengembangan kelembagaan petani melalui pemberdayaan kelompok tani dapat meningkatkan akses petani terhadap sumber daya. Strategi ini mencakup peningkatan akses petani terhadap sumber daya produktif, pengembangan diversifikasi usaha, serta penanggulangan kemiskinan[3].

      3. *Pelatihan dan Pendidikan*: Memberikan pelatihan dan pendidikan lebih kepada petugas dan petani dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia pertanian. Strategi ini mencakup penyuluhan secara berkala yang berisi materi tentang penerapan teknologi pertanian, optimalisasi penggunaan sumber daya tani, diverfisikasi pertanian, manajemen usaha tani, manajemen pemasaran, dan peningkatan nilai tambah hasil produksi pertanian[4].

      4. *Inovasi Teknologi*: Menggunakan teknologi inovatif seperti drones dan sistem pertanian presisi dapat membantu petani meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Strategi ini mencakup penggunaan teknologi yang lebih efektif dalam pengolahan lahan, menanam, dan memanen hasil panen[1].

      5. *Kemitraan dan Kerjasama*: Meningkatkan kemitraan dan kerjasama antara petani, pemerintah, dan organisasi nirlaba dapat membantu meningkatkan akses petani terhadap sumber daya. Strategi ini mencakup meningkatkan akses petani terhadap pinjaman, kredit, dan sumber daya keuangan lainnya yang diperlukan untuk pengembangan usaha pertanian[2].

      Dengan menerapkan strategi-strategi ini, petani dapat meningkatkan akses mereka terhadap sumber daya penting seperti modal, teknologi, dan pelatihan, serta meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan usaha pertanian mereka.

      Hapus
  19. Jelaskan bagaimana PHT dapat membantu memberdayakan penghidupan petani dan meningkatkan kesejahteraan mereka.

    BalasHapus
  20. mengapa PHT merupakan bagian dari pertanian

    BalasHapus
  21. Bagaimana mengembangkan praktik pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan?

    BalasHapus
  22. Jelaskan keterkaitan antara PHT dengan peningkatan produktivitas, keajegan (stabilitas), dan kemerataan (ekuitabilitas) dalam pertanian berkelanjutan!

    BalasHapus
  23. Jelaskan knapa Pengorganisasian PHT dapat memberdayakan penghidupan petani dan pertanian menjadi berkelanjutan

    BalasHapus